MAKALAH PEROLEHAN ASET TETAP
MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN
PEROLEHAN ASET TETAP
PEROLEHAN ASET TETAP
AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SIKUR
OLEH KELOMPOK 5 (BAB 1) :
1.ABDURRASITUDIN
2.AHMAD HIDAYAT
3.SITI KHAERANI
4.TITIK
MARDIANTI
5.ANISA RENI
ASARI
TAHUN PELAJARAN
2017/2018
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL....................................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................
3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................
4
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................ 4
1.4 Metode Penulisan..........................................................................................................
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aktiva..........................................................................................................
5
2.2 Pengertian Aktiva Tetap................................................................................................
5
2.3 Karakteristik Aktiva Tetap............................................................................................
6
2.4 Akun – Akun
yang tergolong Aktiva Tetap..................................................................
7
2.5 Penentuan harga
dengan cara membeli..........................................................................
7
2.6 Penentuan harga
dengan cara hibah dan sumbangan.................................................... 11
2.7 Perolehan dan
penilaian Aktiva Tetap........................................................................... 14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 18
3.2 Saran.............................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu perusahaan tertentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan mempunyai aktiva (harta/asset) tertentu guna memperlancar kegiatan yang dilaksanakan perusahaan.
Aktiva tetap merupakan komponen yang
sangat penting bagi perusahaan untuk kegiatan operasionalnya. Aktiva tetap
tersebut merupakan salah satu komponen dalam neraca, sehingga ketelitian
dalam pengolahan aktiva tetap sangat berpengaruh terhadap kewajaran
penilaiannya dalam laporan keuangan.
Kewajaran penilaian aktiva tetap suatu
perusahaan dapat disesuaikan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 16 (2009). Dalam PSAK ini dinyatakan bahwa aset tetap adalah aset berwujud
yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa,
untuk direntalkan kepada pihak lain, atau tujuan administratif dan diharapkan
untuk digunakan selama lebih dari satu periode
1.2 Rumusan
Masalah
Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang:
Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang:
1. Apa Yang di maksud dengan Aktiva?
2. Apa yang dimaksud dengan Aktiva Tetap?
3. Apa yang menjadi karakteristik aktiva tetap?
3. Apa yang menjadi karakteristik aktiva tetap?
4. Apa saja Akun – Akun yang tergolong Aktiva
tetap?
5. Bagaimana cara penentuan harga perolehan aktiva tetap dengan cara membeli?
5. Bagaimana cara penentuan harga perolehan aktiva tetap dengan cara membeli?
6. Bagaimana cara penentuan harga perolehan
aktiva tetap dengan cara Hibah
7. Bagaimana konsep perolehan dan penilaian
aktiva tetap?
1.3 Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui pengertian Aktiva
2. Untuk mengetahui pengertian Aktiva tetap
3. Mengetahui
karakteristik aktiva tetap,
4. Untuk
mengetahui akun-akun yang tergolong Aktiva tetap
5. Untuk Menjelaskan
cara penentuan harga peroleh aktiva tetap secara Pembelian,
6. Untuk
Menjelaskan cara penentuan harga Perolehan Aktiva tetap secara Hibah,
7. Untuk Menjelaskan
konsep perolehan dan penilaian aktiva tetap
1.4 Metode
Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah ini.
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Aktiva
Aktiva ialah kekayaan perusahaan yang berwujud dan tidak berwujud, serta pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang.
Aktiva ialah kekayaan perusahaan yang berwujud dan tidak berwujud, serta pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang.
Pengertian aktiva menurut beberapa
orang ahli sebagai-berikut:
Menurut Dra. Lanita Winata, Akuntan (1994, hal 55) menjelaskan :
“Aktiva ialah Sejumlah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh suatau perusahaan berupa uang, barang dan hak yang timbul dari transaksi-transaksi yang terjadi di masa lampau dan dapat memberikan manfaat di masa yang akan datang”.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan, dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (2002, hal 13, paragraf 49) menjelaskan : “Aktiva ialah Sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh oleh perusahaan”.
Dari definisi di atas Aktiva dapat disimpulkan bahwa,
Menurut Dra. Lanita Winata, Akuntan (1994, hal 55) menjelaskan :
“Aktiva ialah Sejumlah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh suatau perusahaan berupa uang, barang dan hak yang timbul dari transaksi-transaksi yang terjadi di masa lampau dan dapat memberikan manfaat di masa yang akan datang”.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan, dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (2002, hal 13, paragraf 49) menjelaskan : “Aktiva ialah Sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh oleh perusahaan”.
Dari definisi di atas Aktiva dapat disimpulkan bahwa,
Aktiva ialah Kekayaan atau
sumber-sumber daya yang dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat
dari transaksi-transaksi yang terjadi di masa lampau dan diharapkan akan memberi manpaat di
masa mendatang
2.2 Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva
tetap ialah aktiva tetap berwujud yang mempunyai nilai guna ekonomis jangka
panjang, dimiliki perusahaan untuk menjalankan operasi guna menunjang
perusahaan dalam mencapai tujuan dan dimiliki perusahaan tidak untuk dijual
kembali agar diperoleh laba atas penjualan tersebut. Pengertian aktiva tetap
berwujud dikemukakan oleh beberapa orang ahli sebagai berikut :
Menurut Zaki Baridwan (1992, hal 271) menjelaskan : “Aktiva tetap berwujud yang sifatnya relatif permanen (menunjukkan sifat bahwa aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama) yang digunakan dalam kegiatan perusahaan”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan sifat-sifat tetap berwujud digunakan dalam operasional perusahaan, tidak untuk diperdagangkan, umur ekonomi lebih dari satu tahun yang sifatnya relatif tetap atau permanen dan berwujud fisik artinya dapat dilihat dan dirasakan dengan panca indera.
Menurut Zaki Baridwan (1992, hal 271) menjelaskan : “Aktiva tetap berwujud yang sifatnya relatif permanen (menunjukkan sifat bahwa aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama) yang digunakan dalam kegiatan perusahaan”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan sifat-sifat tetap berwujud digunakan dalam operasional perusahaan, tidak untuk diperdagangkan, umur ekonomi lebih dari satu tahun yang sifatnya relatif tetap atau permanen dan berwujud fisik artinya dapat dilihat dan dirasakan dengan panca indera.
2.3
Karakteristik Aktiva Tetap
Menurut
Hartanto, kriteria aktiva tetap yaitu:
1. Dimiliki atau
dikuasai oleh perusahaan;
2. Mempunyai
bentuk fisik;
3. Memberikan
manfaat di masa yang akan datang;
4.Dipakai atau
digunakan secara aktif di dalam kegiatan normal perusahaan, atau dimiliki tidak
sebagai suatu investasi atau untuk dijual kembali; dan
5. Mempunyai
masa manfaat relatife permanen (lebih dari satu periode akuntansi atau lebih
dari satu tahun.
Menurut Hendriksen dan Van Breda yang bukunya
dialihbahasakan oleh Herman Wibowo, mengemukakan bahwa aktiva tetap memiliki
karakteristik khusus, yaitu:
1. Aktiva
tersebut merupakan barang fisik yang dimiliki untuk memudahkan produksi barang
lain atau memberikan jasa bagi perusahaan atau pelanggannya dalam pelaksanaan
operasi yang normal.
2. Aktiva
ini semuanya mempunyai umur yang terbatas, dan pada akhir umur itu aktiva harus
ditinggalkan atau diganti. Umur ini mungkin merupakan suatu estimasi jumlah
tahun yang ditentukan oleh keausan dan kerusakan yang disebabkan oleh
elemen-elemennya, atau mungkin bersifat variabel, dengan tergantung pada jumlah
penggunaan dan pemeliharaan.
3. Nilai
aktiva itu ditentukan oleh kemampuan memaksa pihak lain agar tidak dapat
memperoleh hak property legal atas penggunaan aktiva dan bukan oleh
pelaksanaan kontrak.
4. Semua
aktiva ini bersifat non moneter; manfaatnya diterima dari penggunaan atau
penjualan jasa dan bukan dari konversi aktiva menjadi jumlah uang yang
diketahui.
5. Secara
umum, manfaat akan diterima sepanjang suatu periode yang lebih panjang dari
satu tahun atau siklus operasi perusahaan. Akan tetapi, ada beberapa
pengecualian. Misalnya, sebuah gedung atau peralatan tidak direklasifikasi
menjadi aktiva lancer apabila gedung itu mempunyai sisa umur kurang dari satu
tahun. Dalam sedikit kasus, seperti perkakas, beberapa barang mungkin mempunyai
umur asli yang lebih pendek daripada siklus operasi perusahaan.”
Karakteristik yang membedakan aktiva tetap dan barang
dagangan adalah bahwa aktiva tetap dimiliki perusahaan untuk digunakan, sedang
barang dagangan tidak untuk digunakan melainkan untuk dijual.
Contoh :
Mesin tik pada
sebuah toko peralatan kantor adalah barang dagangan, karena disini perusahaan
membeli peralatan kantor untuk dijual kembali sebagai barang dagangan. Akan
tetapi jika perusahaan memiliki mesin tik untuk digunakan dalam operasi
perusahaan, maka mesin tik tersebut digolongkan sebagai aktiva tetap.
Aktiva tetap juga berbeda dengan investasi jangka
panjang. Investasi tidak digunakan dalam operasi perusahaan yang
utama.
Contoh :
Tanah yang
dibeli perusahaan untuk keperluan ekpansi di masa yang akan datang ini
digolongkan sebagai investasi jangka panjang. Akan tetapi
tanah yag dimiliki perusahaan sebagai tempat operasi perusahaan adalah aktiva
tetap.
2.4 Akun – Akun
yang tergolong Aktiva Tetap
Banyak jenis akun dalam perusahaan
yang tergolong dalam aset tetap. Namun, klasifikasi aset tetap yang dibuat oleh
perusahaan biasanya terdiri dari:
1. Tanah
2. Gedung
3. Kendaraan
4. Peralatan kantor
5. Mesin-mesin pabrik
Semua jenis aset tetap di atas
adalah aset yang digunakan untuk perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya
sehari-hari. Kepemilikan aset tetap tersebut tidak untuk diperjual belikan,
namun untuk memperlancar kegiatan perusahaan.
Sebagai contoh tanah. Tanah yang
dimaksud disini adalah tanah dimana perusahaan itu berada, begitu pula
kendaraan dan gedung. Kendaraan dan gedung yang dimaksud adalah kendaraan dan
gedung yang digunakan untuk operasional perusahaan. Tanah kapling untuk
perusahaan real estate bukan aset tetap, demikian juga kendaraan yang ada
di show room mobil juga bukan aset tetap bagi perusahaan. Aset-aset
tersebut diperlakukan sebagai persediaan, karena dimaksudkan untuk
diperjualbelikan.
2.5 Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap secara
membeli
Prinsip
Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga Perolehannya.
Harga perolehan meliputi semua pengeluaran yang
diperlukan untuk mendapatkan aktiva tetap dan pengeluaran-pengeluaran lain agar
aktiva siap untuk digunakan (Haryono Jusup, 2005; 155)
Harga perolehan adalah harga beli ditambah seluruh biaya
yang dikeluarkan untuk memperolehnya dan menyiapkan aktiva tetap tersebut
sampai siap digunakan (Wit & Erhans, 2000; 82).
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, di
mana masing-masing perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan.
Menurut Zaki
Baridwan, untuk memperoleh suatu aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara:
1. Pembelian Tunai
2. Pembelian secara Lumpsum/Gabungan
3. Perolehan melalui Pertukaran ada dua, yaitu:
a. Ditukar dengan Surat-surat Berharga
b. Ditukar dengan Aktiva Tetap yang Lain
4. Pembelian Angsuran
5. Diperoleh dari Hadiah/Donasi
6. Aktiva yang Dibuat Sendiri”
Yang akan
dijelaskan dalam pembahasan ini adalah dengan cara pembelian tunai, pembelian
angsuran, dan pembelian secara lumpsum.
1.
Pembelian Tunai
Aktiva
tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dengan jumlah
sebesar uang yang dikeluarkan. Dalam jumlah uang yang dikeluarkan untuk
memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan
agar aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai, seperti biaya angkut, premi
asuransi dalam perjalanan, biaya balik nama, biaya pemasanagan dan biaya
percobaan. Semua biaya-biaya di atas dikapitalisasi sebagai harga perolehan
aktiva tetap. Apabila dalam pembelian aktiva tetap ada potongan tunai, maka
potongan tunai tersebut merupakan pengurangan terhadap harga faktur, tidak
memandang apakah potongan itu didapat atau tidak.
Contoh :
Sebuah computer
merk Dell dibeli dengan harga Rp. 7.500.000 dengan potongan tunai 10 %
biaya yang dikeluarkan untuk install komputer dan pemasangan hingga siap
digunakan sebesar Rp. 250.000. maka harga perolehan komputer tersebut dapat
dihitung sebagai berikut
Harga
beli
:
7.500.000
Potongan tunai
10 % :
750.000 –
6.750.000
Biaya install
dan pasang :
250.000 +
Harga
Perolehan
7.000.000
Jurnal untuk
mencatat perolehan aktiva tetap adalah
Komputer
7.000.000
Kas
7.000.000
2.
Pembelian secara Lumpsum/Gabungan
Apabila
dalam suatu pembelian diperoleh lebih dari satu macam aktiva tetap maka harga
perolehan harus dialokasikan pada masing-masing aktiva tetap. Menurut PSAK No.
16, harga perolehan dari setiap aktiva yang diperoleh secara gabungan
ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan
perbandingan nilai wajar setiap aktiva yang bersangkutan.
Misalnya
dalam pembelian gedung beserta tanahnya maka harga perolehan dialokasikan untuk
gedung dan tanah. Dasar alokasi yang digunakan sedapat mungkin dilakukan dengan
harga pasar relatif masing-masing aktiva, yaitu dalam hal pembelian tanah dan
gedung, dicari harga pasar tanah dan harga pasar gedung, masing-masing harga
pasar ini dibandingkan dan menjadi dasar alokasi harga perolehan. Apabila harga
pasar masing-masing aktiva tidak diketahui, alokasi harga perolehan dapat
dilakukan dengan menggunakan dasar surat bukti pembayaran pajak (misalnya pajak
bumi dan bangunan). Jika tidak ada dasar yang dapat digunakan untuk alokasi
harga perolehan maka alokasinya didasarkan pada putusan pimpinan perusahaan.
Pembelian
dalam satu paket (gabungan) sering disebut sebagai pembelian secara lump-sum. Harga paket
(borongan) didasarkan pada harga perolehan masing-masing aktiva tetap
yang ditentukan dengan harga pasar .
Contoh :
PT LISA pada tanggal 1 Januari 2010 membeli tanah,
gedung dan peralatan dengan harga total Rp 100.000.000,- dan harga pasar
masing- masing sebesar Rp 45.000.000,- untuk tanah, Rp 75.000.000,- untuk
gedungnya dan Rp 30.000.000,- untuk peralatan. Hitunglah
alokasi harga perolehan masing-masing aktiva tersebut dan buatlah jurnalnya.
Golongan Harga
Pasar % dari HP &
Perhitungan
Alokasi
Tanah
45.000.000
30 % x
100.000.000
30.000.000
Gedung
75.000.000
50 % x
100.000.000
50.000.000
Peralatan 30.000.000
20 % x
100.000.000
20.000.000
150.000.000 100
%
100.000.000
Jurnal untuk mencatat pembelian aktiva tetap secara
gabungan
Tanah, gedung
& peralatan 100.000.000
Kas
100.000.000
Jurnal untuk mencatat alokasi harga perolehan
masing-masing aktiva
Tanah
30.000.000
Gedung
50.000.000
Peralatan
20.000.000
Tanah, gedung & peralatan
100.000.000
3.
Pembelian Angsuran
Apabila
aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan
aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik
jelas-jelas dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan sendiri, harus dikeluarkan
dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga.
Contoh :
Dibeli sebuah
mesin dengan 60 kali angsuran bulanan @ Rp 500.000,-
Harga tunai
mesin tersebut Rp 24.000.000,-
Jurnalnya:
Mesin
Rp 24.000.000,-
Bunga yang
ditangguhkan
Rp 6.000.000,-
Utang
angsuran
Rp 30.000.000,-
Penjelasan:
Aktiva yang
dibeli secara kredit/angsuran jangka panjang, harus dicatat sebesar harga
tunainya. Selisih antara harga tunai dengan jumlah seluruh angsuran diperlukan
sebagai bunga, dan dialokasikan secara proporsional sebagai beban bunga
periode-periode selama masa kontrak pembelian.
Untuk mencatat
setiap angsuran dijurnal sebagai berikut:
Utang angsuran
Rp 500.000,-
Beban
bunga
Rp 100.000,-
Bunga yang
ditangguhkan
Rp 100.000,-
Kas
Rp 500.000,-
2.6 Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap secara
Hibah dan Sumbangan.
Terhadap
aset tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran
atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun modal yang berasal dari
sumbangan atau modal donasi.
Modal
donasi dari sisi akuntansi pajak mengacu pada Pasal 10 ayat (4) Undang-Undang
Pajak Penghasilan yang mengatur:
1. Apabila terjadi pengalihan
harta berupa bantuan, sumbangan, harta hibah, atau warisan, syarat yang harus
dipenuhi berdasarkan Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b adalah:
Tidak termasuk sebagai objek pajak
adalah:
a. Sumbangan
1.) Bantuan atau sumbangan, termasuk
zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk
atau disahkan oleh pemerintah dan para penerima zakat yang berhak;
2.) Harta hibahan yang diterima oleh
keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan oleh badan
keagamaan, badan pendidikan, badan sosial, atau pengusaha kecil, termasuk
koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
Sepanjang tidak ada hubungan dengan
usaha, pekerjaan, pemerintahan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang
bersangkutan;
b. Warisan
1. Apabila tidak memenuhi
syarat yang diperlukan sesuai Pasal 4 ayat (3) huruf a Undang-Undang Pajak
Penghasilan dengan contoh konkret yaitu harta hibahan yang diberikan tersebut ternyata
mempunyai hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara
pihak-pihak yang bersangkutan, maka dasar penilaian bagi yang menerima
penghibahan sama dengan nilai pasar dari harta tersebut.
Dengan
memerhatikan penggolongan dan implikasinya terhadap bantuan, sumbangan, dan
hibah, maka perlakuan akuntansi bagi pihak penerima bantuan akan dikreditkan
pada akun “Ekuitas atau Modal”, sehingga diperlakukan secara fiscal sebagai
penghasilan. Sebaliknya, pihak pemberi bantuan membukukannya berdasarkan harga
atau nilai sisa buku. Dalam memberikan bantuan atau sumbangan, timbul aliran
uang kas.
Contoh:
Ayat
jurnal atas hibah sebesar Rp 300.000.000 diatur sebagai berikut:
1. Memenuhi syarat Pasal 4 Ayat (3)
Tgl
|
Akun
|
Debit (Rp)
|
Kredit (Rp)
|
Kas dan Bank
Modal Donasi
|
300.000.000
|
300.000.000
|
Ayat
jurnal tersebut ditinjau dari pihak yang menerima bantuan atau sumbangan. Dan
pihak yang memberikan bantuan atau sumbangan tersebut benar-benar dikeluarkan
ke kas, tetapi ditinjau dari ketentuan Undang-Undang Perpajakan tidak
diperkenankan untuk dibebankan sebagai biaya.
2. Tidak memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3)
Apabila tidak memenuhi syarat Pasal
4 ayat (3), berarti bantuan atau sumbangan dianggap sebagai penghasilan yang
dikenakan Pajak penghasilan. Sebagaimana contoh sebelumnya, akan disusun ayat
jurnal:
Tgl
|
Akun
|
Debit (Rp)
|
Kredit (Rp)
|
Kas dan bank
Penghasilan sumbangan/bantuan
|
300.000.000
|
300.000.000
|
Ditinjau
dari pihak yang memberikan bantuan atau sumbangan ayat jurnal:
Tgl
|
Akun
|
Debit (Rp)
|
Kredit (Rp)
|
Biaya sumbangan/bantuan
Kas dan bank
|
300.000.000
|
300.000.000
|
ASET TETAP YANIG DIHIBAHKAN
Pasal 4 ayat (3) Undang-Undang Pajak
Penghasilan maka hibah pun dapat dikelompokkan ke dalam
1. Memenuhi syarat Pasal
4 ayat (3)
Bentuk
aset yang dihibahkan berupa kendaraafl dengan rincian:
Harga
perolehan
Rp 100.000.000
Akumulasi
penyusutan
Rp 60.000.000 +
Harga
sisa
buku
Rp 40.000.000
Harga
pasar
Rp 55.000.000
Ayat jurnal yang disusun dari pokok
pemberi adalah sebagai berikut:
Tgl
|
Akun
|
Debit (Rp)
|
Kredit (Rp)
|
Biaya tidak dapat dibebankan/saldo
laba
Akumulasi penyusutan kendaraan
Kendaraan
|
40.000.000
60.000.000
|
100.000.000
|
Sedangkan
ayat jurnal bagi penerima hibah adalah:
Tgl
|
Akun
|
Debit (Rp)
|
Kredit (Rp)
|
Kendaraan
Modal Hibahan
|
40.000.000
|
40.000.000
|
2. Tidak memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3)
Dalam hal tidak memenuhi syarat
Pasal 4 ayat (3) pemberian hibah tersebut dimaksudkan menjadi penghasilan bagi
yang menerimanya karena ternyata pemberian hibah ini mempunyai hubungan usaha,
pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan dengan pihak penerima hibah. Transaksi
hibah ini dipandang sebagai transaksi pertukaran, sehingga dasar pengukurannya
harga pasar.
Contoh
: yang lalu, ayat jurnal yang disusun dan pemberi adalah sebagai berikut:
Tgl
|
Akun
|
Debit (Rp)
|
Kredit (Rp)
|
Biaya hibah
Akumulasi penyusutan kendaan
Kendaraan
Keuntungan dari hibah kendaraan
|
55.000.000
60.000.000
|
100.000.000
15.000.000
|
Sedangkan
ayat jurnal bagi penerima hibah adalah:
Tgl
|
Akun
|
Debit (Rp)
|
Kredit (Rp)
|
Kendaraan
Penghasilan hibah
|
55.000.000
|
55.000.000
|
2.6 Perolehan dan
Penilaian Aktiva Tetap
Dalam hubungannya dengan penilaian aktiva tetap, Prinsip
Akuntansi Indonesia menyatakan bahwa aktiva tetap dinyatakan sebesar nilai buku
yaitu harga perolehan aktiva tetap tersebut dikurangi dengan akumulasi
penyusutannya.
Yang dimaksud dengan harga peolehan aktiva tetap adalah
jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh aktiva
tetap. Jika aktiva tetap diperoleh dari pertukaran maka harga pasar aktiva yang
diserahkan tidak diketahui, maka harga pasar yang diterima dicatat sebagai
hasil perolehan aktiva tetap.
Sesudah harga perolehan dan dalam masa penggunaan maka
untuk aktiva yang umurnya tidak terbatas seperti tanah, dilaporkan dalam neraca
sebesar harga perolehannya, sedangkan untuk aktiva tetap yang umurnya terbatas
dicantumkan dalam neraca sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi
depresiasi/deplesi. Harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi/deplesi
disebut nilai buku.
Perolehan aktiva tetap melalui pertukaran ada dua, yaitu:
a.
Ditukar dengan Surat-surat Berharga
Aktiva
tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan,
dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan
sebagai penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi tidak diketahui, harga
perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut.
Kadang-kadang harga pasar surat berharga dan aktiva tetap yang ditukar
kedua-duanya tidak diketahui, dalam keadaan seperti ini nilai pertukaran
ditentukan oleh keputusan pemimpin perusahaan. Nilai pertukaran ini dipakai
sebagai dasar pencatatan harga perolehan aktiva tetap dan nilai-nilai
surat-surat berharga yang dikeluarkan.
Pertukaran
aktiva tetap dengan saham atau obligasi perusahaan akan dicatat dalam rekening
modal saham atau utang obligasi perusahaan akan dicatat sebesar nilai nominalnya, selisih
nilai pertukaran dengan nilai nominal dicatat dalam rekening agio/disagio.
b.
Ditukar dengan Aktiva Tetap yang Lain
Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara
tukar-menukar, atau sering disebut “tukar tambah”, di mana aktiva lama
digunakan untuk membayar harga aktiva baru, baik seluruhnya atau sebagian dan
kekurangannya dibayar tunai. Dalam keadaan seperti ini, PSAK No. 16 menyatakan
bahwa harga perolehan aktiva tetap yang diperoleh dinilai sebesar nilai wajar
aktiva tetap yang dilepas atau diperoleh, mana yang lebih andal, ekuivalen
dengan nilai wajar aktiva tetap yang telah dilepaskan setelah disesuaikan
jumlah kas atau setara kas yang ditransfer. Ada masalah yang timbul bila harga
pasar aktiva lama maupun baru tidak dapat ditentukan. Dalam hal ini nilai buku
aktiva lama akan digunakan sebagai dasar pencatatan pertukaran tersebut. Selain
masalah di atas, masalah lainnya adalah pengakuan rugi atau laba yang timbul
karena adanya pertukaran aktiva tetap tersebut.
Perolehan aktiva tetap dengan cara ditukar dengan aktiva
tetap yang lain dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
(1)
Pertukaran Aktiva Tetap yang Tidak Sejenis
Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap yang tidak
sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya tidak sama
seperti misalnya pertukaran tanah dengan mesin-mesin, tanah dengan gedung, dan
lain-lain. Perbedaan antara nilai wajar aktiva tetap yang diserahkan dengan
nilai wajar yang digunakan sebagai dasar pencatatan aktiva tetap yang
diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan sebagai dasar pencatatan aktiva
yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai laba atau
rugi pertukaran aktiva tetap.
Penentuan harga perolehan dalam pertukaran seperti
ini harus didasarkan pada nilai wajar aktiva tetap yang diserahkan ditambah
uang yang dibayarkan. Bila nilai wajar aktiva yang diserahkan tidak dapat
diketahui, maka harga perolehan aktiva baru didasarkan pada nilai wajar aktiva
baru.
(2) Pertukaran Aktiva
Tetap Sejenis
Yang
dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap yang sejenis adalah pertukaran aktiva
tetap yang sifat dan fungsinya sama seperti pertukaran mesin produksi merek A
dengan merek B, Truk merek A dengan merek B, dan seterusnya. Dalam hubungannya
dengan aktiva tetap yang sejenis PSAK No. 16 menyatakan bahwa laba atau rugi
yang timbul akibat perbedaan nilai wajar aktiva tetap yang diperoleh dengan
yang diserahkan tidak boleh diakui, sehingga selisihnya akan digunakan untuk
mengkoreksi nilai wajar aktiva yang diperoleh. Bila terdapat selisih nilai
wajar, maka nilai wajar aktiva tetap baru ditetapkan sebesar nilai buku aktiva
yang dilepaskan.
Sebaliknya
bila nilai buku aktiva yang dilepaskan lebih tinggi dari nilai wajar aktiva
yang diterima, maka nilai buku aktiva yang diserahkan harus diturunkan (write
down), dan nilai baru sesudah penurunan digunakan sebagai nilai wajar
aktiva yang diterima. Apabila dalam transaksi pertukaran itu perusahaan harus
membayar uang dalam jumlah tertentu, maka harga perolehan aktiva yang diterima
sama dengan nilai buku aktiva yang dilepaskan ditambah uang yang dibayarkan.
Sebaliknya apabila perusahaan menerima uang dalam transaksi pertukaran itu,
maka harga perolehan aktiva yang diterima adalah sebesar nilai buku aktiva yang
dilepaskan dikurangi uang yang diterima.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aktiva tetap
merupakan salah satu komponen aktiva yang berperan penting dalam kegiatan usaha
perusahaan. Aktiva tetap biasanya menyangkut jumlah dana yang sangat
besar dan untuk beberapa perusahaan tertentu jumlah aktiva tetap adalah yang
terbesar dibandingkan jenis aktiva lainnya.
Aktiva tetap mempunyai masa manfaat
lebih dari satu periode akuntansi, digunakan dalam bentuk operasi
perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal
perusahaan. Aktiva tetap mempunyai usia yang terbatas kecuali tanah, dan
aktiva tetap bersifat non moneter dalam artian masa manfaatnya diterima dari
penggunaan atau penjualan jasa-jasa dan bukan dari pengubahannya menjadi
sejumlah uang tertentu.
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan
berbagai cara, di mana masing-masing perolehan akan mempengaruhi penentuan
harga perolehan. Untuk memperoleh suatu aktiva tetap dapat diperoleh dengan
cara Pembelian Tunai, Pembelian secara Lumpsum/Gabungan, Pembelian
Angsuran, dan Perolehan melalui Pertukaran,
Perolehan aktiva tetap dengan cara
ditukar dengan aktiva tetap yang lain dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
Pertukaran Aktiva Tetap yang Tidak Sejenis dan Pertukaran Aktiva Tetap yang
Sejenis.
3.2 Saran
Aktiva
tetap memiliki masa manfaat terbatas sehingga pada saat aktiva tetap sudah
tidak mampu memberikan manfaat secara ekonomis maka pada saat itulah aktiva
dihentikan untuk diganti agar kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki,
2004, Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan, Yogyakarta;
BPFE.
Al Haryono
Jusup. 2005. Teori Akuntansi, Edisi Keenam Jilid Satu, STIE YKPN,Yogyakarta.
PSAK. No. 16
(Revisi 2009) Tentang Aktiva Tetap
Komentar
Posting Komentar