MAKALAH PEROLEHAN ASET TETAP






MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN
PEROLEHAN ASET TETAP
AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SIKUR




OLEH KELOMPOK 5 (BAB 1) :
1.ABDURRASITUDIN
2.AHMAD HIDAYAT
3.SITI KHAERANI
4.TITIK MARDIANTI
5.ANISA RENI ASARI




TAHUN PELAJARAN
2017/2018




DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 2
BAB  I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 4
1.
3 Tujuan Penulisan............................................................................................................ 4
1.4 Metode Penulisan.......................................................................................................... 4
BAB  II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aktiva.......................................................................................................... 5
2.2 Pengertian Aktiva Tetap................................................................................................ 5
2.3 Karakteristik Aktiva Tetap............................................................................................ 6
2.4  Akun – Akun yang tergolong Aktiva Tetap.................................................................. 7
2.5  Penentuan harga dengan cara membeli.......................................................................... 7
2.6  Penentuan harga dengan cara hibah dan sumbangan.................................................... 11
2.7  Perolehan dan penilaian Aktiva Tetap........................................................................... 14
BAB  III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
18
3.2 Saran.............................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 19






BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
           Suatu perusahaan tertentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar  tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan mempunyai aktiva (harta/asset) tertentu guna memperlancar kegiatan yang dilaksanakan perusahaan. 
Aktiva tetap merupakan komponen yang sangat penting bagi perusahaan untuk kegiatan operasionalnya. Aktiva tetap tersebut merupakan salah satu komponen dalam neraca,  sehingga ketelitian dalam pengolahan aktiva tetap sangat berpengaruh terhadap kewajaran penilaiannya dalam laporan keuangan.
Kewajaran penilaian aktiva tetap suatu perusahaan dapat disesuaikan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 (2009). Dalam PSAK ini dinyatakan bahwa aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode















1.2  Rumusan Masalah
Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang:
1.    Apa Yang di maksud dengan Aktiva?
2.    Apa yang dimaksud dengan Aktiva Tetap?
3.    Apa yang menjadi karakteristik aktiva tetap?
4.    Apa saja Akun – Akun yang tergolong Aktiva tetap?
5.    Bagaimana cara penentuan harga perolehan aktiva tetap dengan cara membeli?
6.    Bagaimana cara penentuan harga perolehan aktiva tetap dengan cara Hibah
7.    Bagaimana konsep perolehan dan penilaian aktiva tetap?
1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
:
1.    Untuk mengetahui pengertian Aktiva
2.    Untuk mengetahui pengertian Aktiva tetap
3.    Mengetahui karakteristik aktiva tetap,
4.    Untuk mengetahui akun-akun yang tergolong Aktiva tetap
5.    Untuk Menjelaskan cara penentuan harga peroleh aktiva tetap secara Pembelian,
6.    Untuk  Menjelaskan cara penentuan harga Perolehan Aktiva tetap secara Hibah,
7.    Untuk Menjelaskan konsep perolehan dan penilaian aktiva tetap
1.4 Metode Penulisan
            Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah ini.














BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Aktiva
Aktiva ialah kekayaan perusahaan yang berwujud dan tidak berwujud, serta pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang.
Pengertian aktiva menurut beberapa orang ahli sebagai-berikut:
Menurut Dra. Lanita Winata, Akuntan (1994, hal 55) menjelaskan :
“Aktiva ialah Sejumlah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh suatau perusahaan berupa uang, barang dan hak yang timbul dari transaksi-transaksi yang terjadi di masa lampau dan dapat memberikan manfaat di masa yang akan datang”.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan, dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (2002, hal 13, paragraf 49) menjelaskan : “Aktiva ialah Sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh oleh perusahaan”.
Dari definisi di atas
Aktiva dapat disimpulkan bahwa,
Aktiva ialah Kekayaan atau sumber-sumber daya yang dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang terjadi di masa lampau dan diharapkan akan memberi manpaat di masa mendatang
2.2 Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap ialah aktiva tetap berwujud yang mempunyai nilai guna ekonomis jangka panjang, dimiliki perusahaan untuk menjalankan operasi guna menunjang perusahaan dalam mencapai tujuan dan dimiliki perusahaan tidak untuk dijual kembali agar diperoleh laba atas penjualan tersebut. Pengertian aktiva tetap berwujud dikemukakan oleh beberapa orang ahli sebagai berikut :
Menurut Zaki Baridwan (1992, hal 271) menjelaskan : “Aktiva tetap berwujud yang sifatnya relatif permanen (menunjukkan sifat bahwa aktiva yang bersangkutan dapat
digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama) yang digunakan dalam kegiatan perusahaan”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan sifat-sifat tetap berwujud digunakan dalam operasional perusahaan, tidak untuk diperdagangkan, umur ekonomi lebih dari satu tahun yang sifatnya relatif tetap atau permanen dan berwujud fisik artinya dapat dilihat dan dirasakan dengan panca indera.
2.3   Karakteristik Aktiva Tetap
Menurut Hartanto, kriteria aktiva tetap yaitu:
1. Dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan;
2. Mempunyai bentuk fisik;
3. Memberikan manfaat di masa yang akan datang;
4.Dipakai atau digunakan secara aktif di dalam kegiatan normal perusahaan, atau dimiliki tidak sebagai suatu investasi atau untuk dijual kembali; dan
5. Mempunyai masa manfaat relatife permanen (lebih dari satu periode akuntansi atau lebih dari satu tahun.
Menurut Hendriksen dan Van Breda yang bukunya dialihbahasakan oleh Herman Wibowo, mengemukakan bahwa aktiva tetap memiliki karakteristik khusus, yaitu:
1.  Aktiva tersebut merupakan barang fisik yang dimiliki untuk memudahkan produksi barang lain atau memberikan jasa bagi perusahaan atau pelanggannya dalam pelaksanaan operasi yang normal.
2.  Aktiva ini semuanya mempunyai umur yang terbatas, dan pada akhir umur itu aktiva harus ditinggalkan atau diganti. Umur ini mungkin merupakan suatu estimasi jumlah tahun yang ditentukan oleh keausan dan kerusakan yang disebabkan oleh elemen-elemennya, atau mungkin bersifat variabel, dengan tergantung pada jumlah penggunaan dan pemeliharaan.
3.  Nilai aktiva itu ditentukan oleh kemampuan memaksa pihak lain agar tidak dapat memperoleh hak property legal atas penggunaan aktiva dan bukan oleh pelaksanaan kontrak.
4.  Semua aktiva ini bersifat non moneter; manfaatnya diterima dari penggunaan atau penjualan jasa dan bukan dari konversi aktiva menjadi jumlah uang yang diketahui.
5.  Secara umum, manfaat akan diterima sepanjang suatu periode yang lebih panjang dari satu tahun atau siklus operasi perusahaan. Akan tetapi, ada beberapa pengecualian. Misalnya, sebuah gedung atau peralatan tidak direklasifikasi menjadi aktiva lancer apabila gedung itu mempunyai sisa umur kurang dari satu tahun. Dalam sedikit kasus, seperti perkakas, beberapa barang mungkin mempunyai umur asli yang lebih pendek daripada siklus operasi perusahaan.”
Karakteristik yang membedakan aktiva tetap dan barang dagangan adalah bahwa aktiva tetap dimiliki perusahaan untuk digunakan, sedang barang dagangan tidak untuk digunakan melainkan untuk dijual.
Contoh :
Mesin tik pada sebuah toko peralatan kantor adalah barang dagangan, karena disini perusahaan membeli peralatan kantor untuk dijual kembali sebagai barang dagangan. Akan tetapi jika perusahaan memiliki mesin tik untuk digunakan dalam operasi perusahaan, maka mesin tik tersebut digolongkan sebagai aktiva tetap.
Aktiva tetap juga berbeda dengan investasi jangka panjang. Investasi tidak digunakan dalam operasi perusahaan yang utama.
Contoh :
Tanah yang dibeli perusahaan untuk keperluan ekpansi di masa yang akan datang ini digolongkan sebagai investasi jangka panjang. Akan tetapi tanah yag dimiliki perusahaan sebagai tempat operasi perusahaan adalah aktiva tetap.
2.4 Akun – Akun yang tergolong Aktiva Tetap
Banyak jenis akun dalam perusahaan yang tergolong dalam aset tetap. Namun, klasifikasi aset tetap yang dibuat oleh perusahaan biasanya terdiri dari:
1. Tanah
2. Gedung
3. Kendaraan
4. Peralatan kantor
5. Mesin-mesin pabrik
Semua jenis aset tetap di atas adalah aset yang digunakan untuk perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Kepemilikan aset tetap tersebut tidak untuk diperjual belikan, namun untuk memperlancar kegiatan perusahaan.
Sebagai contoh tanah. Tanah yang dimaksud disini adalah tanah dimana perusahaan itu berada, begitu pula kendaraan dan gedung. Kendaraan dan gedung yang dimaksud adalah kendaraan dan gedung yang digunakan untuk operasional perusahaan. Tanah kapling untuk perusahaan real estate bukan aset tetap, demikian juga kendaraan yang ada di  show room mobil juga bukan aset tetap bagi perusahaan. Aset-aset tersebut diperlakukan sebagai persediaan, karena dimaksudkan untuk diperjualbelikan.

2.5  Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap secara membeli
Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga Perolehannya.
Harga perolehan meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan aktiva tetap dan pengeluaran-pengeluaran lain agar aktiva siap untuk digunakan  (Haryono Jusup, 2005; 155)
Harga perolehan adalah harga beli ditambah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya dan menyiapkan aktiva tetap tersebut sampai siap digunakan   (Wit & Erhans, 2000; 82).
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, di mana masing-masing perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan.
Menurut Zaki Baridwan, untuk memperoleh suatu aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara:
1. Pembelian Tunai
2. Pembelian secara Lumpsum/Gabungan
3. Perolehan melalui Pertukaran ada dua, yaitu:
a. Ditukar dengan Surat-surat Berharga
b. Ditukar dengan Aktiva Tetap yang Lain
4. Pembelian Angsuran
5. Diperoleh dari Hadiah/Donasi
6. Aktiva yang Dibuat Sendiri”
Yang akan dijelaskan dalam pembahasan ini adalah dengan cara pembelian tunai, pembelian angsuran, dan pembelian secara lumpsum.
1.       Pembelian Tunai
Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan. Dalam jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai, seperti biaya angkut, premi asuransi dalam perjalanan, biaya balik nama, biaya pemasanagan dan biaya percobaan. Semua biaya-biaya di atas dikapitalisasi sebagai harga perolehan aktiva tetap. Apabila dalam pembelian aktiva tetap ada potongan tunai, maka potongan tunai tersebut merupakan pengurangan terhadap harga faktur, tidak memandang apakah potongan itu didapat atau tidak.
Contoh :
Sebuah computer merk Dell dibeli dengan harga Rp. 7.500.000 dengan potongan tunai 10 %  biaya yang dikeluarkan untuk install  komputer dan pemasangan hingga siap digunakan sebesar Rp. 250.000. maka harga perolehan komputer tersebut dapat dihitung sebagai berikut




Harga beli                     :          7.500.000
Potongan tunai 10 %  :                 750.000 –
                                                 6.750.000
Biaya install dan pasang :             250.000 +
Harga Perolehan                       7.000.000
Jurnal untuk mencatat perolehan aktiva tetap adalah
Komputer    7.000.000
Kas                  7.000.000
2.       Pembelian secara Lumpsum/Gabungan
Apabila dalam suatu pembelian diperoleh lebih dari satu macam aktiva tetap maka harga perolehan harus dialokasikan pada masing-masing aktiva tetap. Menurut PSAK No. 16, harga perolehan dari setiap aktiva yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar setiap aktiva yang bersangkutan.
Misalnya dalam pembelian gedung beserta tanahnya maka harga perolehan dialokasikan untuk gedung dan tanah. Dasar alokasi yang digunakan sedapat mungkin dilakukan dengan harga pasar relatif masing-masing aktiva, yaitu dalam hal pembelian tanah dan gedung, dicari harga pasar tanah dan harga pasar gedung, masing-masing harga pasar ini dibandingkan dan menjadi dasar alokasi harga perolehan. Apabila harga pasar masing-masing aktiva tidak diketahui, alokasi harga perolehan dapat dilakukan dengan menggunakan dasar surat bukti pembayaran pajak (misalnya pajak bumi dan bangunan). Jika tidak ada dasar yang dapat digunakan untuk alokasi harga perolehan maka alokasinya didasarkan pada putusan pimpinan perusahaan.
Pembelian dalam satu paket (gabungan) sering disebut sebagai pembelian secara lump-sum. Harga paket (borongan) didasarkan pada harga perolehan masing-masing aktiva tetap  yang ditentukan dengan  harga pasar .
Contoh :
PT LISA pada tanggal 1 Januari 2010  membeli tanah, gedung dan peralatan  dengan harga total Rp 100.000.000,- dan harga pasar masing- masing sebesar Rp 45.000.000,- untuk tanah, Rp 75.000.000,- untuk gedungnya dan      Rp 30.000.000,- untuk peralatan. Hitunglah alokasi harga perolehan masing-masing aktiva tersebut dan buatlah jurnalnya.
Golongan        Harga Pasar     % dari HP & Perhitungan               Alokasi
Tanah             45.000.000      30 % x 100.000.000                30.000.000
Gedung           75.000.000      50 % x 100.000.000                50.000.000
Peralatan        30.000.000      20 % x 100.000.000                20.000.000
150.000.000    100 %                                    100.000.000

Jurnal untuk mencatat pembelian aktiva tetap secara gabungan
Tanah, gedung & peralatan  100.000.000
Kas                               100.000.000
Jurnal untuk mencatat alokasi harga perolehan masing-masing aktiva
Tanah                          30.000.000
Gedung                        50.000.000
Peralatan                     20.000.000
Tanah, gedung & peralatan              100.000.000

3.       Pembelian Angsuran
Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik jelas-jelas dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan sendiri, harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga.
Contoh :
Dibeli sebuah mesin dengan 60 kali angsuran bulanan @ Rp 500.000,-
Harga tunai mesin tersebut Rp 24.000.000,-
Jurnalnya:
Mesin                                             Rp 24.000.000,-
Bunga yang ditangguhkan                  Rp   6.000.000,-
Utang angsuran                                                             Rp 30.000.000,-
Penjelasan:
Aktiva yang dibeli secara kredit/angsuran jangka panjang, harus dicatat sebesar harga tunainya. Selisih antara harga tunai dengan jumlah seluruh angsuran diperlukan sebagai bunga, dan dialokasikan secara proporsional sebagai beban bunga periode-periode selama masa kontrak pembelian.
Untuk mencatat setiap angsuran dijurnal sebagai berikut:
Utang angsuran                                   Rp 500.000,-
Beban bunga                                       Rp 100.000,-
Bunga yang ditangguhkan                                 Rp 100.000,-
Kas                                                               Rp 500.000,-

2.6  Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap secara Hibah dan Sumbangan.
Terhadap aset tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun modal yang berasal dari sumbangan atau modal donasi.
Modal donasi dari sisi akuntansi pajak mengacu pada Pasal 10 ayat (4) Undang-Undang Pajak Penghasilan yang mengatur:
    1.   Apabila terjadi pengalihan harta berupa bantuan, sumbangan, harta hibah, atau warisan, syarat yang harus dipenuhi berdasarkan Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b adalah:
Tidak termasuk sebagai objek pajak adalah:
a.   Sumbangan
1.) Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan para penerima zakat yang berhak;
2.) Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial, atau pengusaha kecil, termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
Sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, pemerintahan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan;
b.   Warisan
1.   Apabila tidak memenuhi syarat yang diperlukan sesuai Pasal 4 ayat (3) huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan dengan contoh konkret yaitu harta hibahan yang diberikan tersebut ternyata mempunyai hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan, maka dasar penilaian bagi yang menerima penghibahan sama dengan nilai pasar dari harta tersebut.
Dengan memerhatikan penggolongan dan implikasinya terhadap bantuan, sumbangan, dan hibah, maka perlakuan akuntansi bagi pihak penerima bantuan akan dikreditkan pada akun “Ekuitas atau Modal”, sehingga diperlakukan secara fiscal sebagai penghasilan. Sebaliknya, pihak pemberi bantuan membukukannya berdasarkan harga atau nilai sisa buku. Dalam memberikan bantuan atau sumbangan, timbul aliran uang kas.
Contoh:
Ayat jurnal atas hibah sebesar Rp 300.000.000 diatur sebagai berikut:
1.    Memenuhi syarat Pasal 4 Ayat (3)
Tgl
Akun
Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Kas dan Bank
Modal Donasi
300.000.000


300.000.000

Ayat jurnal tersebut ditinjau dari pihak yang menerima bantuan atau sumbangan. Dan pihak yang memberikan bantuan atau sumbangan tersebut benar-benar dikeluarkan ke kas, tetapi ditinjau dari ketentuan Undang-Undang Perpajakan tidak diperkenankan untuk dibebankan sebagai biaya.
2.   Tidak memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3)
Apabila tidak memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3), berarti bantuan atau sumbangan dianggap sebagai penghasilan yang dikenakan Pajak penghasilan. Sebagaimana contoh sebelumnya, akan disusun ayat jurnal:
Tgl
Akun
Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Kas dan bank
Penghasilan sumbangan/bantuan
300.000.000

300.000.000

Ditinjau dari pihak yang memberikan bantuan atau sumbangan ayat jurnal:
Tgl
Akun
Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Biaya sumbangan/bantuan
Kas dan bank
300.000.000

300.000.000

ASET TETAP YANIG DIHIBAHKAN
Pasal 4 ayat (3) Undang-Undang Pajak Penghasilan maka hibah pun dapat dikelompokkan ke dalam
1.   Memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3)
Bentuk aset yang dihibahkan berupa kendaraafl dengan rincian:
Harga perolehan                                                   Rp 100.000.000
Akumulasi penyusutan                                         Rp  60.000.000 +
Harga sisa buku                                                    Rp 40.000.000
Harga pasar                                                          Rp 55.000.000

Ayat jurnal yang disusun dari pokok pemberi adalah sebagai berikut:
Tgl
Akun
Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Biaya tidak dapat dibebankan/saldo laba
Akumulasi penyusutan kendaraan
Kendaraan
40.000.000
60.000.000


100.000.000

Sedangkan ayat jurnal bagi penerima hibah adalah:
Tgl
Akun
Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Kendaraan
Modal Hibahan
40.000.000

40.000.000

2.   Tidak memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3)
Dalam hal tidak memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3) pemberian hibah tersebut dimaksudkan menjadi penghasilan bagi yang menerimanya karena ternyata pemberian hibah ini mempunyai hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan dengan pihak penerima hibah. Transaksi hibah ini dipandang sebagai transaksi pertukaran, sehingga dasar pengukurannya harga pasar.
Contoh : yang lalu, ayat jurnal yang disusun dan pemberi adalah sebagai berikut:
Tgl
Akun
Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Biaya hibah
Akumulasi penyusutan kendaan
Kendaraan
Keuntungan dari hibah kendaraan
55.000.000
60.000.000


100.000.000
15.000.000

Sedangkan ayat jurnal bagi penerima hibah adalah:


Tgl
Akun
Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Kendaraan
Penghasilan hibah
55.000.000

55.000.000

2.6  Perolehan dan Penilaian Aktiva Tetap
Dalam hubungannya dengan penilaian aktiva tetap, Prinsip Akuntansi Indonesia menyatakan bahwa aktiva tetap dinyatakan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan aktiva tetap tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusutannya.
Yang dimaksud dengan harga peolehan aktiva tetap adalah jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh aktiva tetap. Jika aktiva tetap diperoleh dari pertukaran maka harga pasar aktiva yang diserahkan tidak diketahui, maka harga pasar yang diterima dicatat sebagai hasil perolehan aktiva tetap.
Sesudah harga perolehan dan dalam masa penggunaan maka untuk aktiva yang umurnya tidak terbatas seperti tanah, dilaporkan dalam neraca sebesar harga perolehannya, sedangkan untuk aktiva tetap yang umurnya terbatas dicantumkan dalam neraca sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi depresiasi/deplesi. Harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi/deplesi disebut nilai buku.
Perolehan aktiva tetap melalui pertukaran ada dua, yaitu:
a.       Ditukar dengan Surat-surat Berharga
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi tidak diketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut. Kadang-kadang harga pasar surat berharga dan aktiva tetap yang ditukar kedua-duanya tidak diketahui, dalam keadaan seperti ini nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pemimpin perusahaan. Nilai pertukaran ini dipakai sebagai dasar pencatatan harga perolehan aktiva tetap dan nilai-nilai surat-surat berharga yang dikeluarkan.
Pertukaran aktiva tetap dengan saham atau obligasi perusahaan akan dicatat dalam rekening modal saham atau utang obligasi perusahaan akan dicatat sebesar nilai nominalnya, selisih nilai pertukaran dengan nilai nominal dicatat dalam rekening agio/disagio.
b.      Ditukar dengan Aktiva Tetap yang Lain
Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar-menukar, atau sering disebut “tukar tambah”, di mana aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva baru, baik seluruhnya atau sebagian dan kekurangannya dibayar tunai. Dalam keadaan seperti ini, PSAK No. 16 menyatakan bahwa harga perolehan aktiva tetap yang diperoleh dinilai sebesar nilai wajar aktiva tetap yang dilepas atau diperoleh, mana yang lebih andal, ekuivalen dengan nilai wajar aktiva tetap yang telah dilepaskan setelah disesuaikan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer. Ada masalah yang timbul bila harga pasar aktiva lama maupun baru tidak dapat ditentukan. Dalam hal ini nilai buku aktiva lama akan digunakan sebagai dasar pencatatan pertukaran tersebut. Selain masalah di atas, masalah lainnya adalah pengakuan rugi atau laba yang timbul karena adanya pertukaran aktiva tetap tersebut.
Perolehan aktiva tetap dengan cara ditukar dengan aktiva tetap yang lain dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
(1)   Pertukaran Aktiva Tetap yang Tidak Sejenis
Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya tidak sama seperti misalnya pertukaran tanah dengan mesin-mesin, tanah dengan gedung, dan lain-lain. Perbedaan antara nilai wajar aktiva tetap yang diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan sebagai dasar pencatatan aktiva tetap yang diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai laba atau rugi pertukaran aktiva tetap.
Penentuan harga perolehan dalam pertukaran seperti ini harus didasarkan pada nilai wajar aktiva tetap yang diserahkan ditambah uang yang dibayarkan. Bila nilai wajar aktiva yang diserahkan tidak dapat diketahui, maka harga perolehan aktiva baru didasarkan pada nilai wajar aktiva baru.
(2)   Pertukaran Aktiva Tetap Sejenis
Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap yang sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya sama seperti pertukaran mesin produksi merek A dengan merek B, Truk merek A dengan merek B, dan seterusnya. Dalam hubungannya dengan aktiva tetap yang sejenis PSAK No. 16 menyatakan bahwa laba atau rugi yang timbul akibat perbedaan nilai wajar aktiva tetap yang diperoleh dengan yang diserahkan tidak boleh diakui, sehingga selisihnya akan digunakan untuk mengkoreksi nilai wajar aktiva yang diperoleh. Bila terdapat selisih nilai wajar, maka nilai wajar aktiva tetap baru ditetapkan sebesar nilai buku aktiva yang dilepaskan.
Sebaliknya bila nilai buku aktiva yang dilepaskan lebih tinggi dari nilai wajar aktiva yang diterima, maka nilai buku aktiva yang diserahkan harus diturunkan (write down), dan nilai baru sesudah penurunan digunakan sebagai nilai wajar aktiva yang diterima. Apabila dalam transaksi pertukaran itu perusahaan harus membayar uang dalam jumlah tertentu, maka harga perolehan aktiva yang diterima sama dengan nilai buku aktiva yang dilepaskan ditambah uang yang dibayarkan. Sebaliknya apabila perusahaan menerima uang dalam transaksi pertukaran itu, maka harga perolehan aktiva yang diterima adalah sebesar nilai buku aktiva yang dilepaskan dikurangi uang yang diterima.






BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan

Aktiva tetap merupakan salah satu komponen aktiva yang berperan penting dalam kegiatan usaha perusahaan. Aktiva tetap biasanya menyangkut jumlah  dana yang sangat besar dan untuk beberapa perusahaan tertentu jumlah aktiva tetap adalah yang terbesar dibandingkan jenis aktiva lainnya.
Aktiva tetap mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, digunakan dalam bentuk operasi perusahaan,  dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan.  Aktiva tetap mempunyai usia yang terbatas kecuali tanah, dan aktiva tetap bersifat non moneter dalam artian masa manfaatnya diterima dari penggunaan atau penjualan jasa-jasa dan bukan dari pengubahannya menjadi sejumlah uang tertentu.
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, di mana masing-masing perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan. Untuk memperoleh suatu aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara Pembelian Tunai, Pembelian secara Lumpsum/Gabungan, Pembelian Angsuran, dan Perolehan melalui Pertukaran,
Perolehan aktiva tetap dengan cara ditukar dengan aktiva tetap yang lain dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu Pertukaran Aktiva Tetap yang Tidak Sejenis dan Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis.
3.2    Saran
Aktiva tetap memiliki masa manfaat terbatas sehingga pada saat aktiva tetap sudah tidak mampu memberikan manfaat secara ekonomis maka pada saat itulah aktiva dihentikan untuk diganti agar kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan lancar.






DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki, 2004, Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan, Yogyakarta;
BPFE.
Al Haryono Jusup. 2005. Teori Akuntansi, Edisi Keenam Jilid Satu, STIE YKPN,Yogyakarta.
PSAK. No. 16 (Revisi 2009) Tentang Aktiva Tetap
























































Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH BAHASA INDONESIA TENTANG PENGERTIAN SAGE,MITOS,FABEL,LEGENDA,DONGENG